Perubahan Pikiran



Suatu saat, pada awal 1990-an, seorang teman yang saya hormati
karena pengetahuan finansial dan kesuksesan usahanya memberi tahu
saya bahwa dia masuk bisnis pemasaran jaringan. Bill sudah sangat
kaya dari investasi real estatnya, sehingga hal itu membingungkan
saya mengapa dia berada dalam pemasaran jaringan.

Dengan rasa ingin tahu, saya bertanya kepadanya, "Kenapa kamu berada dalam
bisnis ini? Kamu tidak butuh uangnya, kan?"
Sambil tertawa keras-keras, Bill berkata, "Kamu tahu, aku suka
cari uang, tetapi aku tidak masuk bisnis itu karena aku butuh uang.
Keuanganku sangat bagus."

Saya tahu bahwa Bill baru saja menyelesaikan proyek real estat
komersial bernilai lebih dari satu miliar dollar dalam dua tahun
terakhir, jadi saya juga tahu bahwa dia baik-baik saja. Namun,
jawabannya yang sarnar-samar membuat saya lebih ingin tahu,
sehingga saya melanjutkan bertanya kepadanya, "Jadi kenapa kamu
masuk bisnis pemasaran jaringan?"
"Sekarang disebut 'bisnis distribusi pemakai,'" dia menjawab. "Ka-
mi tidak menyebutnya pemasaran jaringan lagi."
"Apa pun," jawab saya. "Apa pun kamu menyebutnya, katakan
kenapa kamu berada dalam bisnis demikian?"

Bill berpikir agak lama, kemudian mulai berbicara dengan gaya
Texas-nya yang lambat. "Selama bertahun-tahun, orang meminta
saran investasi real estat kepadaku. Mereka ingin tahu cara menjadi
kaya dengan berinvestasi di real estat. Banyak yang ingin tahu apakah
mereka boleh berinvestasi bersamaku, atau bagaimana mereka bisa
memperoleh properti tanpa uang muka."

Sambil mengangguk setuju, saya berkata, "Aku menanyakan per-
tanyaan yang sama."
"Masalahnya adalah...," ujar Bill melanjutkan, "sebagian besar
tidak bisa berinvestasi bersamaku karena mereka tidak mempunyai
cukup uang yang memenuhi syarat investasiku. Dan alasan mereka
sering menginginkan transaksi tanpa uang tunai adalah karena mereka
tidak punya uang sepeser pun. Mereka tidak punya cukup uang un-
tuk masuk dalam salah satu transaksiku, atau mereka tidak punya
uang sebagai uang muka."
"Maksudmu, mereka tidak punya uang sama sekali, atau kalaupun
mereka punya uang, mereka tidak punya cukup banyak supaya
kamu dapat membantunya. Mereka tidak cukup kaya untuk inves-
tasimu?" saya berkata.

Bill mengangguk. "Dan selain itu, kalau mereka punya uang
sedikit, itu merupakan tabungan seumur hidup dan mereka sering
kali sangat takut kehilangan uang yang mereka miliki. Kamu dan
aku tahu bahwa orang yang takut kehilangan, sering kali justru
kehilangan."

Pembicaraan saya dengan Bill berlanjut selama beberapa menit,
tetapi saya harus bergegas menuju bandara. Saya masih belum yakin
mengapa dia berada dalam bisnis pemasaran jaringan, tetapi pikiran
saya yang tertutup sudah mulai terbuka. Saya tetap ingin tahu
mengapa dia berada dalam bisnis pemasaran jaringan, atau bisnis
distribusi pemakai, seperti yang disebutnya.

Selang beberapa bulan kemudian, dialog saya dengan Bill berlanjut.
Perlahan-lahan saya mulai mengerti alasannya untuk berada dalam
bisnis itu. Alasan utamanya adalah:

1. Dia ingin membantu orang. Ini merupakan alasan utamanya un-
tuk berada dalam bisnis itu. Meskipun sangat kaya, dia bukan
orang yang rakus atau arogan.

2. Dia ingin membantu diri sendiri. "Orang harus kaya untuk ber-
investasi bersamaku. Aku sadar bahwa jika aku membantu lebih
banyak orang menjadi kaya, maka aku akan mempunyai lebih
banyak investor." Bill melanjutkan, "Ironinya adalah makin banyak
aku membantu orang lain menjadi kaya dengan membangun bisnis
mereka sendiri, bisnisku makin bertumbuh... dan aku menjadi
semakin kaya. Sekarang aku mempunyai bisnis distribusi pemakai
yang sedang berkembang, lebih banyak investor, dan lebih banyak
uangku sendiri untuk diinvestasikan bersama. Kita berbicara
menang-menang (win-win). Itulah sebabnya dalam beberapa tahun
terakhir, aku telah mulai berinvestasi dalam proyek-proyek real
estat yang jauh lebih besar. Seperti kamu ketahui, sulit untuk
benar-benar menjadi kaya dengan berinvestasi dalam transaksi real
estat kecil. Itu dapat dilakukan, tetapi kalau kamu tidak punya
banyak uang, yang kamu dapatkan adalah transaksi real estat yang
tidak ingin dilakukan oleh orang-orang beruang."

3. Dia suka mengajar dan belajar. "Aku senang bekerja dengan orang
yang mau belajar. Sangat melelahkan bekerja dengan orang yang
berpikir bahwa mereka tahu segalanya, dan dalam dunia investasi
real estat, aku bekerja dengan banyak orang seperti itu. Sangat
sulit bekerja dengan orang yang tahu semua jawaban. Bagiku,
orang yang masuk pemasaran jaringan berarti sedang mencari
jawaban baru dan siap untuk belajar. Aku senang mengajar, belajar,
dan berbagi ide baru dengan orang yang mempunyai semangat
untuk terus belajar.

Seperti kamu ketahui, aku mempunyai gelar akuntansi dan MBA keuangan.
Bisnis ini memberi kesempatan kepadaku untuk mengajar orang lain tentang apa yang aku ketahui
dan terus belajar bersama orang lain. Kamu akan terkejut betapa
banyak orang yang sangat pintar, orang-orang terpelajar dari latar
belakang yang berbeda berada dalam bisnis ini. Banyak juga orang
tanpa pendidikan formal berada dalam bisnis ini untuk memper-
oleh pendidikan yang mereka perlukan guna mendapatkan ke-
amanan finansial di dalam dunia dengan keamanan kerja yang
makin lama makin berkurang.

Kami berkumpul dan berbagi tentang apa yang sudah kami ketahui dari pengalaman hidup kami
dan apa yang sedang kami pelajari. Aku senang mengajar dan aku senang belajar, dan itulah sebabnya aku menyukai bisnis ini.

Ini adalah bisnis yang luar biasa dan sekolah bisnis kehidupan
nyata yang sangat bagus."

Share:

0 komentar